Jual: Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Tabung Pemadam

7 Free Lessons from the Teachers of The Secret

Monday, November 23, 2009

“REFORMASI”

“REFORMASI”

Pasca gelombang demonstrasi besar-besaran yang dilakukan mahasiswa menuntut reformasi yang ditandai dengan jatuhnya rezim yang berkuasa, telah membuatku semakin bersemangat dalam status sebagai mahasiswa.
Tepatnya episode perjuangan reformasi yang melahirkan Tragedi Semanggi I dan II. Saat itu aku selalu turut berpartisipasi dan mengikuti perkembangan gelombang demonstrasi dari Penolakan Sidang Istimewa sampai beberapa tuntutan selanjutnya yang akhirnya juga menerima “konsekuensi fisik” dari tragedi dan bentrokan tersebut. Namun ini semua tidaklah berarti manakala dibandingkan dengan perkembangan pemikiranku yang mulai berorientasi kebangsaan. Dari sinilah aku dapat memahami persoalan politik negeri ini yang harus terus disikapi dan dicermati.
Memang, gelombang reformasi mampu merubah kondisi masyarakat kearah kebebasan berbicara & berekspresi namun masih jauh dari tujuan awal, hingga kini perjuangan itu belum membuahkan hasil yang konkrit bahkan konsekuensi perjuangan itu sendiri yang melahirkan tragedi tewasnya rekan mahasiswa saat itu, hingga kini belum ada titik terang penyelesaian kasusnya. Setiap tahun keluarga korban dan mahasiswa terus memperingati dan menuntut pemerintah agar dapat menyelediki pelaku yang diduga aparat keamanan, namun tampaknya hanya akan menjadi ritual tahunan semata.
Persoalan hukum memang menjadi masalah tersendiri di negeri ini.Ketika hukum dikaburkan, agenda besar reformasi total menjadi mandek. Inilah yang menjadi penghalang kemajuan bangsa, kemajuan masyarakat. Secara langsung, saya sangat merasakan kepedihan perjuangan reformasi. Darah yang mengucur, teriakan kesakitan dan semangat pantang mundur yang dikobarkan tidaklah harus berhenti sampai seperti sekarang ini. Sangatlah sia-sia jika harus berhenti hanya karena menghadapi politikus yang bermuka duia, yang memproduksi kode-kode ganda dalam ucapan dan tindak-tanduknya yang melahirkan ruang absurditas dalam politiknya hingga menciptakan berbagai bentuk kehampaan makna, pengaburan komunikasi dan degradasi moral. Namun biarlah untuk sementara waktu para politikus-politikus itu menikmati permainan monopoli kekuasaan. Akan tiba saatnya pergantian generasi yang diisi oleh individu-individu yang memiliki intergritas dan memiliki komitmen memisahkan teritorial hukum dan politik, sosialisasi demiliterisasi dan penegakan supermasi hukum dan kewibawaan good governance sehingga bagian dari proses reformasi dapat dituntaskan. Tidak mungkin harus tetap mengharapkan sesuatu yang tidak bisa diharapkan.
Aku menganggapnya bahwa periode ini adalah periode kelabu bagi wacana pemikiran reformasi dengan tetap mempertahankan visi dan misi kebangsaan sambil memperkuat diri menyatukan langkah menyongsong masa depan bangsa yang lebih menjanjikan bersama komponen bangsa yang lain. Pengorbanan tidaklah terbatas pada apa yang dipersepsikan orang lain. Idealisme tetap akan berdiri memperkuat pondasi jiwa-jiwa yang penuh sinergi, yang memahami makna perjuangan.
Ketika pola pikir telah sampai pada tahap ini dan semangat menjalankan bagian perkembangan reformasi yang sedang gairahnya serta peningkatan ranah pemikiran dan kemampuan telah dicapai , dinamika hidupku dihadapkan pada sebuah “kejutan”. Entah angin apa, diseberang sana telah melontarkan gagasan mulia untuk memberi “alternatif” bagi kehidupanku.

No comments:

Adsense

Powered By Blogger
 
Changing LINKS